Cara Mengumpulkan Data Ekologi, Anda Harus Tahu!

KOORDERS INSTITUTE – Mengutip dari buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, pengumpulan data ekologi merupakan kegiatan untuk mendapatkan data ekologi dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan, teori, untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam upaya mencapai kelestarian sumberdaya alam dan bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Daftar Isi

Metode penelitian menurut Prof. M.E Winarno adalah sebuah kegiatan ilmiah yang dilakukan menggunakan teknik yang cermat dan sistematis. Selanjutnya, menurut Muhammad Nasir, metode penelitian merupakan hal yang penting bagi seorang peneliti untuk mencapai sebuah tujuan, serta dapat menemukan jawaban dari masalah yang diajukan.
Secara umum terdapat empat metode penelitian ekologi yang umum digunakan dalam pengumpulan data ekologi yaitu, metode penelitian survei, rancangan percobaan, wawancara, dan studi pustaka (desk study). Keempat metode ini juga digunakan dalam kegiatan Rapid Biodiversity Assessment.
1. Survei
Menurut Sugiyono (2014) yang dikutip dari buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, metode penelitian survei merupakan salah satu bentuk metode penelitian kuantitatif. Survei merupakan salah satu bentuk studi observasional, karena peneliti tidak memengaruhi hasil. Survei statistik mengumpulkan informasi dari kelompok sampel untuk mempelajari seluruh populasi.
Karena merupakan salah satu bentuk metode penelitian kuantitatif, maka hasil penelitian ekologi yang menggunakan metode survei cenderung digunakan untuk proses generalisasi. Data ekologi yang diperoleh melalui metode penelitian survei merupakan data yang terjadi pada masa lampau dan saat ini. Berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis, pengumpulan data ekologi dengan metode survei umumnya dilakukan melalui salah satu cara pengumpulan data atau kombinasi di antara dua atau lebih cara pengumpulan data lapangan.
Dalam kegiatan inventarisasi satwaliar dan tumbuhan, misalnya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder, yang umumnya mencakup beberapa taksa yaitu mamalia, burung, herpetofauna (reptil dan amfibi), kupu-kupu, dan flora (informasi pendukung terkait habitat satwa).
Data ekologi diperoleh dengan menggunakan beberapa metode, di antaranya: 1) Daftar Jenis MacKinnon dan Index Point Abundance (IPA) dikombinasikan dengan transek jalur untuk inventarisasi burung, 2) time search dan visual encounter survey untuk inventarisasi herpetofauna, 3) transek jalur, CMR (Capture Mark Recapture), perhitungan terkonsentrasi, metode kuadrat dan pengamatan tidak langsung (jejak, sarang, kotoran, cakaran, rambut dan lain-lain) untuk inventarisasi mamalia, 4) time search dan transek jalur untuk kupu-kupu, 5) jalur berpetak untuk analisis vegetasi, dan 6) studi literatur, wawancara, observasi lapangan untuk kajian etnozoologi, serta metode survei lainnya yang memanfaatkan perkembangan teknologi seperti teknologi kamera jebak (camera trap) dan pesawat tak berawak (unmanned aerial vehicles atau drone).
2. Rancangan Percobaan
Metode eksperimen atau perancangan percobaan merupakan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/ perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan (Mattjik dan Sumertajaya 2013). Kondisi dikendalikan dimaksudkan agar tidak ada variabel lain (selain variabel perlakuan) yang memengaruhi variabel dependen.
Agar kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol. Mengutip dari buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, pengumpulan data ekologi dengan menggunakan rancangan percobaan umumnya dilakukan di laboratorium atau lokasi lain yang terkontral. Tidak seperti pengumpulan data ekologi dengan survei, dalam penelitian eksperimental seorang peneliti sengaja berusaha memengaruhi hasil. Peneliti melakukan pengukuran terhadap sampel populasi.
Peneliti yang mengumpulkan data ekologi kemudian memanipulasi populasi sampel dengan berbagai cara. Setelah manipulasi, para peneliti ekologi mengukur ulang menggunakan prosedur yang sama untuk menentukan apakah manipulasi tersebut mungkin mengubah pengukuran. Karena variabel dikontrol dalam eksperimen yang dirancang, hasilnya memungkinkan peneliti untuk mengklaim sebab-akibat (kesimpulan sebab-akibat). Dalam eksperimen acak, peneliti mengontrol manipulasi populasi sampel menggunakan mekanisme kebetulan, seperti membalik koin atau menggunakan komputer untuk menghasilkan angka acak.
Pengacakan penting untuk studi eksperimental sehingga peneliti dapat mengetahui perlakuan yang diberikan kepada populasi yang menyebabkan perubahan dalam populasi. Selama eksperimen “terkontrol”, peneliti akan memisahkan populasi sampel menjadi beberapa kelompok dengan satu kelompok ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Semua grup akan dimanipulasi dengan cara tertentu, kecuali grup kontrol yang akan tetap sama.

3. Wawancara
Menurut Rahman (2021) dalam buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, pada dasarnya wawancara (interview) merupakan usaha menggali keterangan atau informasi dari seseorang tentang informasi ekologi tertentu yang akan dikaji. Wawancara sendiri adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) dengan melipatkan responden (Soegijono 1993).
Dalam penelitian ekologi, wawancara dapat dilakukan dengan pendekaran terstruktur atau tidak terstruktur, dengan pertanyaan yang bersifat tertutup (closed-ended) atau bersifat terbuka (open-ended), yang mengarah kepada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang secara formal terstruktur/ tidak secara formal guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam.
Mengutip dalam buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, KAP survei merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam penelitian atau pengumpulan data ekologi. Survei Pengetahuan, Sikap dan Praktik (Knowledge, Attitude, and Practice atau KAP) adalah studi representatif dari populasi tertentu untuk mengumpulkan informasi ekologi tentang apa yang diketahui, diyakini dan dilakukan dalam kaitannya dengan topik tertentu khususnya terkait aspek ekologi dan konservasi spesies yang telah banyak digunakan di seluruh dunia untuk aplikasi yang berbeda, berdasarkan prinsip bahwa peningkatan pengetahuan akan menghasilkan perubahan sikap dan praktik.

4. Studi Pustaka (Desk Study)
Penelitian kepustakaan merupakan suatu jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data secara mendalam melalui berbagai literatur (buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian), catatan (termasuk citizen science untuk konservasi biodiversitas; lihat Ellwood et al. 2017 dan Afrianto & Najah 2017), majalah, referensi lainnya di berbagai media sosial atau internet, serta hasil penelitian sebelumnya yang relevan, untuk mendapatkan jawaban dan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
Pada dasarnya, semua penelitian memerlukan studi kepustakaan. Perbedaannya terletak pada fungsi, tujuan dan kedudukan studi pustaka dalam masing-masing penelitian tersebut. Dalam penelitian kepustakaan, penelusuran pustaka lebih daripada sekadar melayani fungsi-fungsi persiapan kerangka penelitian, mempertajam metodologi atau memperdalam kajian teoritis.
Penelitian kepustakaan dapat sekaligus memanfaatkan sumber kepustakaan untuk sumber data penelitiannya (meta-analisis), tanpa melakukan penelitian lapangan. Dalam penelitian kepustakaan, setidaknya terdapat 8 langkah yang diperlukan oleh seorang peneliti untuk menjawab tujuan penelitian yang ditetapkan.
Setidaknya terdapat 3 ciri utama penelitian kepustakaan yaitu 1) peneliti berhadapan langsung dengan teks atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian, orang, atau benda lainnya dan kritik teks dapat dilakukan sebagai bentuk kajian; 2) data pustaka bersifat siap pakai (peneliti tidak kemana-mana kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan); 3) kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Peneliti berhadapan dengan info statis, artinya tidak akan berubah karena sudah merupakan data “mati” yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape atau film). Lebih lanjut, terdapat dua hal pokok dalam penelitian kepustakaan, yaitu: 1) untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi, peneliti harus yakin bahwa dokumen/naskahnaskah itu otentik; 2) pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara bertahap dan sebanyak mungkin peneliti berusaha mengumpulkan.
Mengutip pada buku Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif, penelitian kepustakaan, terdapat tiga teknik pengumpulan data, yaitu:
- Editing: pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna dan keselarasan makna antara yang satu dengan yang lain
- Organizing: mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka yang sudah diperlukan;
- Finding: melakukan analisis lanjutan terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan metode yang telah ditentukan sehingga ditemukan kesimpulan yang merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.
Referensi Buku
Rahman, Dede Aulia. 2021. Dasar-Dasar Ekologi Kuantitatif. Penerbit IPB Press. Bogor
Referensi Lainnya
- Afrianto WF, Najah SK. 2017. Peran citizen science dalam upaya konservasi biodiversitas. Prosiding Semnas Biodiversitas 6(1): 162-164.
- Ellwood ER, Crimmins TM, Miller-Rushing AJ. 2017. Citizen science and conservation: Recommendations for a rapidly moving field. Biological Conservation 208: 1-4.
- Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor: IPB Press.
- Soegijono KR. 1993. Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data. Media Litbangkes 3 (1): 17-21.
- Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
bagikan artikel
3 Comments
Sobat koorders, artikel ini dibuat untuk menambah wawasan sobat semua dalam melaksanakan survey keanekaragaman hayati. semoga bermanfaat
Mantap, terima kasih informasinya. bermanfaat!
Mantapp, sangat bermanfaat